Pagi selalu
membwa sebuah cerita. Di Bekasi dengan kepadatan penduduknya selalu punya
cerita pagi. Kopi atau susu dan juga sepiring nasi uduk sambal kacang dengan
lauk telur menemani santap sarapan dari sebuah rumah di perumahan yang terletak
di Wisma Asri. Santap sarapan adalah waktu yang tepat untuk mengobrolkan
masalah-masalah santai. Fifi dan keluarganya sering bercengkrama sambil santap
sarapan. Sebelum mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing seperti Fifi yang
sekolah, ayahnya yang Walikota Bekasi, dan mamahnya yang seorang guru di
sekolah swasta elit di Bekasi. Kami sekeluarga hanya bertemu ketika malam dan
akhir pekan, kecuali Ibu. Ibu sudah pulang ketika menjelang sore.
“akhir pekan
nanti kita mau kemana nih?” Ayah membuka obrolan pagi itu.
“Mamah ikut
saja Yah.”
“aku belum tahu
Yah, belum memikirkan akhir pekan nih Yah, maklum lagi banyak tugas rumah,
nanti aku kabarin Yah.”
“yo wis nanti
kita obrolin lagi.”
“yah Mah sudah
jam 6 nih, yuk kita berangkat sebelum terkena macet di depan.”
Fifi dan
keluarganya memang searah jadi tidak berangkat sendiri-sendiri. Tempat mengajar
Mamahnya terletak di kawasan elit Summarecon, sedangkan kantor Ayahnya ada di
balai kota Bekasi, sedangkan Fifi sekolah di SMA negeri yang berada di kawasan
GOR Bekasi.
***
Bekasi
merupakan kota yang luas. Bekasi menjadi kota urban yang banyak ditempati oleh
para pendatang. Letaknya yang menjadi penyangga ibukota Jakarta membuat Bekasi
tidak kalah ramai dari Jakarta.
Jalanan pagi
itu pun seperti biasanya. Walau jam sudah menunjukkan pukul 6.00, tetapi
jalanan sudah ramai. Ayahnya Fifi mengantar ibunya dahulu ke sekolah tempat Ibunya
mengajar, setelah itu mengantar Fifi ke sekolah. Setelah mengantar Ibunya, Fifi
pindah yang tadinya di kursi tengah ke kursi depan di samping Ayahnya.
Macet pagi itu
seperti biasa di gerbang perlintasan kereta api dekat Stasiun Bekasi. Dari
tahun ke tahun memang kawasan tersebut tidak pernah sepi kalau jam-jam
berangkat ataupun pulang kerja. Mungkin karena ini merupakan gerbang untuk
memasuki Bekasi melalui jalur kereta, macet akan terus terjadi. Fifi dan
Ayahnya sibuk masing-masing di dalam mobil. Ayahnya sedang berkonsentrasi
sedangkan Fifi hanya menatap ke depan, dia lalu takjub ketika melihat kereta
lewat di depannya.
“Yah kalau
liburan kita belum pernah naik kereta?” Fifi membuka obrolan supaya tidak bosan
di mobil.
“eh apa Fi?
Kereta ya?hmmm kalau dipikir-pikir sih iya. Memangnya kenapa?”
“liburan nanti
kita naik kereta yuk Yah! Aku bosan naik kendaraan pribadi, pesawat, kapal laut
atau apalah yang pernah kita naikin itu.” Fifi memperlihatkan wajah memohon.
“kamu yakin?
Mau kemana kalau naik kereta?”
“yang
dekat-dekat saja Yah, semisal ke Kota
Tua, Monas, atau Kota Bogor. Aku maunya naik commuter line, ingin dekat
dengan masyarakat kayak Ayah. Ayah kan
pemimpin yang dekat dengan rakyat, hehehe.”
“kamu lagi
merayu ya?” Ayahnya Fifi mendekatkan wajahnya dan memperhatikan Fifi dengan
penuh selidik. “ah anak Ayah sudah besar. Iya nanti ya kalau semua urusan sudah
beres, kita jalan-jalan naik kereta.”
“oke deh Yah.”
***
Kantor Pemerintah
Kota Bekasi menjadi kantor yang begitu nyaman untuk para pegawainya setelah
Ayahnya Fifi menjabat. Kantor disertai ruang terbuka hijau dan area bermain
begitu nyaman untuk menjadi tempat bekerja. Memang pada masa sekarang Indonesia
banyak terpilih pemimpin-pemimpin daerah yang tegas, berani dan kreatif
sehingga pembangunan daerah menjadi signifikan begitu juga apa yang dilakukan
oleh Ayahnya Fifi yaitu Pak Rama.
“pagi Pak
Rama.” Seorang pegawai menyapanya.
“pagi juga Pak
Anji.” Diiringi dengan senyum.
Pak Rama masuk
ke ruangannya setelah memberi briefing kepada seluruh pejabat-pejabat
yang bekerja. Pak Rama bukan benar-benar mem-briefing sebenarnya. Dia
hanya menyapa pejabat-pejabatnya lalu memberi semangat untuk membangun Kota
Bekasi dan mengingatkan untuk tidak terjebak dalam politik kotor, karena jika
ketahuan, pak Rama langsung akan memecatnya.
“Bu Anita,
akhir pekan nanti saya ada jadwal kunjungan kerja tidak?”
“oh sebentar
saya cek dahulu ya Pak.”
“oh iya, tidak
ada Pak, Bapak kan sebenarnya kalau akhir pekan memang sengaja meliburkan semua
kegiatan, cuma Bapak saja kalau akhir pekan menyempatkan diri untuk bertemu
warga.”
“kalau tidak
begitu saya tidak bisa tahu keadaan warga kayak gimana Bu, hehe. Yasudah
terimakasih ya Bu.”
“sama-sama Pak.”
***
Ruang makan itu
sunyi. Hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Dentingan itu
berasal dari keluarga Pak Rama yang sedang makan malam. Belum ada yang mulai
pembicaraan. Semua sibuk dengan makanannya masing-masing.
“bagaimana
nanti liburannya? Ayah kebetulan mengkosongkan kegiatan untuk akhir pekan. Hmm
Ayah sih rencananya ingin naik kereta commuter line sesuai dengan ajakan
Fifi.” Ayah memulai pembicaraan karena makanannya sudah hampir habis.
“wah asik, mau
kemana Yah?” Fifi dengan wajah senangnya.
“kita ke kotu
saja bagaimana Fi?”
“wah boleh itu
Yah.”
“Mamah belum
jawab nih?” Ayahnya Fifi memalingkan wajah ke Mamahnya.
“Mamah sih ikut
saja Yah, hehe.
“horeeee!.” Fifi
sambil joget-joget kegirangan. Ayah dan Mamahnya pun ikutan senang melihat
putrinya bergembira sekali seperti anak kecil padahal sudah SMA.
***
Suasana Stasiun
Bekasi tidak begitu ramai ketika akhir pekan. Beda sekali jika pada hari kerja.
Tetapi stasiun ini tetaplah terlihat ramai. Ramai dengan orang-orang yang akan
pergi untuk berlibur ke daerah sekitar Bekasi seperti Kota Tua ataupun Kota
Bogor.
Keluarga Fifi
jam 7.00 pagi sudah tiba di Stasiun Bekasi. Mereka langsung menuju loket
pembelian tiket. Ketika sedang mengantre banyak pasang mata yang memperhatikan
keluarga ini. Karena yang paling menonjol dari keluarga ini ialah Ayahnya Fifi.
Walikota yang terkenal, bijaksana, dan dekat dengan warga, juga aktif di media
social. Ketika semua sadar ada walikotanya di sekitar mereka, mereka memudahkan keluarga Fifi untuk mengantri
tiket sehingga bisa lebih cepat. Tetapi ini ditolak halus oleh Ayahnya Fifi.
“saya sama kok
dengan kalian, saya juga ingin merasakan ngantri loh, kalau saya diberikan hak
istimewa seperti sekarang nanti kalian mau jadi walikota semua, sudah-sudah
kembali ke tempat semula seperti tadi, kami tidak apa-apa kok mengantri, hehe.”
Tegasnya diiringi dengan candaan yang bijak.
Semua orang
yang ada disana tersenyum melihat kejadian tersebut dan kembali mengantri yang pada
awalnya mempersilahkan keluarga walikotanya untuk tidak usah mengantri. Mereka
pun sibuk dengan smartphone, memberi kabar kalau bertemu walikota,
dengan berfoto, menulis di status di facebook, twitter dan instagram.
Tidak lupa men-tag akun media sosial Pak Walikota.
Tidak hanya di
stasiun, keluarga walikota menjadi sorotan. Ketika sudah berada di dalam kereta para penumpang kaget
sekaligus menyunggingkan senyum tatkala melihat keluarga walikota menaiki
kereta. Memang Pak Rama tidak sekali dua kali naik transportasi umum, sesekali Pak Rama terlihat menaiki bus kota atau angkot
ke tempat kerjanya. Melihat hal ini Fifi sadar kalau ayahnya sangat dicintai
oleh warga. Fifi pun jadi kecipratan kepopuleran Ayahnya.
“wah ini
anaknya Pak, cantik banget anaknya, buat menantu saya saja Pak.” Puji salah
satu ibu-ibu penumpang kereta.
Tidak hanya
penumpang wanita yang berebut ingin menyalami walikotanya tetapi para pria pun juga ikutan. Mereka memanfaatkan
kesempatan ini untuk mencuri-curi
kesempatan tetapi tetap sadar diri karena didalam kereta sudah mulai
riuh. Pada saat itu ada yang tidak tertarik sama sekali dengan kerumunan
tersebut, bahkan dia hanya bersandar di tiang yang berada di tengah gerbong.
Pria yang memakai hoodie hitam dengan topi hitam itu terlihat murung. Fifi pun
tertarik untuk mendekatinya. Dia tak lupa menyiapkan permen untuk dibagi kepada
penumpang pria misterius tersebut.
“halo kak, aku
punya permen, kalau menurut beberapa artikel yang pernah saya baca, permen itu
dapat menenangkan pikiran loh, tolong terima.” Fifi menawarkan.
Pria itu
menerimanya dengan sepenuh hati dan sedikit tersenyum lalu berkata “terima
kasih”.
Fifi pun
kembali ke dekat keluarganya dan menikmati perjalanannya menuju Kota Tua dan
menikmati perjalanannya.
***
ANDA BERADA DI STASIUN
CIKINI.
Suara penunjuk
tempat mengatakan berada di Stasiun Cikini. Beberapa penumpang ada yang turun
dan ada yang naik. Termasuk pria misterius tadi.
“cewek tadi
cantik ya Ndra.” Alter egonya Andra berbicara.
“iya mr. Choi.”
“lebih cantik
dari Tanami.”
“aku tidak
tertarik.”
“ah seleramu
rendahan, kamu saja sampai meninggalkan Rin yang lebih seksi demi gadis biasa
seperti Tanami.”
“diam ah.”
Andra berdebat
dengan alter egonya di dalam pikirannya. Sudah beberapa hari ini Andra mulai
mengobrol dengan dirinya yang lain di dalam pikirannya. Yang satu adalah
dirinya yang bersifat baik-baik dan yang satu lagi adalah Mr. Choi yang
mempunyai sifat berlainan, seperti tadi Mr. Choi suka cewek seksi.
***
Orang-orang
berseliweran di sekitar gedung-gedung tua peninggalan Kolonial Belanda bergaya
gothik. Arsitektur yang khas dengan nilai sejarah yang tidak pernah dimakan
usia menjadi daya tarik Kota Tua Jakarta. Bangunan-bangunan yang masih bertahan
sudah dialih fungsi menjadi Museum.
“asik juga ya
Yah, naik kereta.” Fifi antusias ketika sudah sampai di Kota Tua setelah
berjalan dari stasiun Jakarta Kota.
“naik kereta
memang asik Fi.”
“selfie dahulu yuk.” Ajak Mamahnya Fifi.
CKREK
Fifi memutarkan
pandangannya ke seluruh kawasan Kota Tua.
“Ayah capek
tidak?”
“Ayah capek
nih, capek ngurusin kamu, haha.”
“ih seriusan!”
“ngga kok,
selama tidak nyetir Ayah ngga capek.”
“wah sinyal
hijau nih, haha, nanti kita jalan-jalannya naik kereta lagi Yah, kan Ayah jadi
ngga capek, hehe.”
“cie ketagihan,
haha, iya sayang iya.”
“Ayah lumayan
terkenal juga ya, tuh liat sampai di Kota Tua pun banyak yang memperhatikan
Ayah.”
“duh anak Ayah
cemburu, haha, biarin Fi, anggap saja itu penghargaan buat Ayah karena
mengerjakan hal-hal yang baik.”
“hmm”
Keluarga
itu pun melanjutkan keliling-keliling Kota Tua setelah beristirahat sebentar.
Menangkap pesona Kota Tua serta mempelajari sejarah yang ada di dalamnya.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
halo pembaca setia.. maaf lama update ceritanya. kalo mau kasih saran untuk perbaikan boleh banget loh. komen di komen bawah yah.
Comments
Post a Comment