Makalah Thucydides

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Thucydies merupakan ilmuan sejarah yang masyhur pada era Yunani klasik. Thucydides menulis Pelopenisian War. Karya Pelopennisian War disebut-sebut adalah karya yang menceritakan sejarah militer.
Thucydides terkenal pula sebagai sejarawan klasik yang pertama kali memakai metode dalam penelitiannya. Jarang pada masa itu yang melakukan penelitian dalam bidang sejarah yang menggunakan metode. Herodotus pun melakukan penelitian sejarah memasukkan unsur mitos dalam karya sejarah.
Sebuah karya klasik dari Thucydides menjadi sebuah awalan bahwa sejarah harus memenuhi unsur-unsur ilmiah walaupun sederhana. Unsur-unsur yang ada dapat menjadi sebuah panduan pada masa kini yang ingin memakai metodenya.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana aspek filosofis karya Thucydides?
Bagaimana aspek teoritis karya Thucydides?
Bagaimana metode sejarah Thucydides?
TUJUAN
Mengerti aspek filosofis karya Thucydides
Mengerti aspek teoritis karya Thucydides
Mengerti metode sejarah Thucydides










BAB II
PEMBAHASAN
Aspek Filosofis
Karya Thucydides yang terkenal hingga sekarang yaitu Perang Pelopponesia adalah karya yang menggambarkan perang antara Athena dan Sparta. Perang yang pada akhirnya dimenangi oleh Athena. Perang ini mempunyai sebab umum yaitu kesempurnaan. Dikarenakan Athena dan Sparta merupakan dua negara adikuasa pada waktu itu.
Sebuah gejolak dari Thucydides yang merupakan salah satu pejabat di Athena untuk menuliskan Perang Pelopponnesia. Melihat keadaan dua negara mempunyai hegemoni yang sangat besar.
Aspek Teoritis
Menilik sebuah aspek teoritis yang ditawarkan oleh Thucydides dalam suatu peristiwa sejarah tidak lepas dari tulisannya yaitu Perang Peloponnesia. Tulisan yang mengisahkan tentang perang antara Athena dan Sparta. Yang pada akhirnya dimenangi oleh Athena.
Tulisannya tentang Perang Peloponnesia dapat diaggap sebagai laporan perang oleh saksi mata yang tak memihak. Sekalipun sejarah yang ditulisnya terbatas pada politik, diplomasi, dan perang, tapi akurat dan menghindari penjelasan supranatural. Dialah orang pertama yang menyadari bahwa sejarah bisa pragmatis, katanya “pengetahuan yang akurat tentang apa yang sudah kejadian berguna, karena kemungkinan akan terjadi hal-hal yang sama.
Jika disebutkan bahwa karya Thucydides adalah sebuah catatan perang maka bisa mengakibatkan ketidak akuratan kejadian dalam perang yang sesungguhnya mengingat Thucydides adalah seorang Jenderal dari Athena. Tapi  Thucydides menggarap karyanya dengan serius dan laporan perang yang disajikan tidak berat sebelah.
Dan pandangan sejarah Thucydides mengenai sejarah sama seperti orang Yunani yang menganggap perkembangan-perkembagan yang tidak dapat mereka terangkan secara demikian cenderung mereka menganggapnya sebagai akibat daripada kehendak dewa-dewa. Berdampingan dengan filsafat itu- terutama diantara orang Yunani- terdapat kepercayaan bahwa sejarah merupakan cabang daripada sastra didaktis, seperti kata Thucydides: “Bagi mereka yang menginginkan pengetahuan yang exak mengenai masa lampau sebagai kunci bagi masa depan.”
Metode Kesejarahan
Sumbangan Thucydides terhadap historiografi terletak di bidang kritik dan metodologi. Menurutnya, akurasi atau ketepatan pernyataan jauh lebih penting dan bernilai bagi sejarah dibandingkan dengan narasi yang bersifat retoris. Akurasi data harus menjadi pondasi bagi penulisan sejarah yang benar. Norma utama kedua dalam penulisan sejarah, menurut Thucydides, adalah masalah relevansi dan kebenaran sumber sejarah. Pada norma ini, seorang sejarawan dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam menyeleksi sumber melalui langkah-langkah kritik. Karena kritiknya yang sangat cerdas itu, Thucydides kemudian disebut sebagai “Bapak Sejarah Kritis”.
Sejarah jika tidak mengedepankan metode-metode yang disebutkan oleh Thucydides di atas memang akan bersifat seperti sebuah kisah dongeng semata. Sumber-sumber yang dipakai adalah sebuah jiwa dalam penulisan sejarah. Dan kritik sumbernya pun harus masuk akal, jika tidak maka sejarah akan menjadi subjektif.
Thucydides meyakini bahwa nilai-nilai praktis sejarah adalah diposisikan sebagai sumber keteladanan. Menurutnya, pengetahuan yang akurat tentang sesuatu yang telah terjadi akan sangat berguna karena hal-hal serupa akan terjadi lagi. Dalam sejarah akan ada pola-pola yang berulang. Untuk itu, agar tulisan bermanfaat karena keakuratannya, Thucydides secara ketat melakukan seleksi sumber mendasarkan kisah pada informasi yang bisa dipertanggung jawabkan, mengorganisasikan, dan menginterpretasikannya. Masih menurut Thucydides, ia menulis dengan kebenaran yang nyata. Hal yang harus diingat adalah Thucydides mengenalkan premis-premis metodologi sehingga ia disebut sebagai sejarawan.
Tulisan sejarah Thucydides seolah ingin menunjukkan kepada umum bahwa konsep dari karyanya menyatakan prinsip yang diatur dalam komposisi yang dinamis. Tulisannya memegang arah yang telah dipilihnya secara sungguh-sungguh. Bahkan, ia sangat memperhatikan keakuratan data dan relevansi. Karyanya yang paling populer adalah History of  the Pelopponesian War, yang mengupas sejarah perang Peloponnesia. Dalam halaman pengantar, Thucydides meyakini akan pentingnya tema yang dalam bukunya itu. dalam pandangannya, Perang Pelopponnesia merupakan perang terbesar yang pernah mengguncang orang Yunani, yang juga meluas ke sebagian orang Barbar. Orang pun mengatakan bahwa perang ini adalah guncangan terbesar bagi kebanyakan manusia. Ia juga menyatakan bahwa tulisan Herodotus dan Homerus menjadi literatur dalam karya sejarahnya.
Perang Peloponnesia merupakan perang antara orang-orang Yunani dengan Sparta yang berlangsung sekitar 431-404 SM. Thucydides membeberkan alasan terkejam terjadinya Perang Peloponessia, yaitu ekspansionisme Athena. Menurutnya, ada perbedaan antara Athena dan laut Athena yang membebaskan Ionia dari kekuasaan Persia. Anggota angkatan lautnya diberi gaju dan dijadikan anggota majelis sehingga Athena dikenal dengan watak demokratisnya. Sebaliknya, Sparta lebih kuat kecenderungannya terhadap pendekatan militer dan menyokong angkatan darat dengan pasukan artileri bersenjata berat. Sparta juga melakukan pemaksaan militer. Perang terjadi ketika Athena meluaskna pengaruhnya di negara yang termasuk liga Peloponnesia dan memiliki konflik dengan Corinth mengenai Corryca.

Thucydides juga memiliki beberapa kekurangan, sebagai berikut.
. Ia tidak sepenuhnya mempu memegang konsep waktu atau memandang    fakta-fakta dalam perspektif sejarah. Bagaimanapun, peristiwa dalam dimensi sejarah harus jelas tahap-tahap kewaktuannya. Sesuatu yang terjadi pada suatu masa akan berkaitan erat dengan banyak hal yang terjadi pada masa-masa sebelumnya.
. Ia tidak memiliki apresiasi yang kuat terhadap nilai penting faktor-faktor geografi dalam sejarah.
. Ia terlalu membatasi kajian sejarah di bidang politik diplomasi dan militer yang bersifat eksternal.
. Ia mengabaikan signifikasi kekuatan-kekuatan kultural, sosial, dan ekonomi dalam proses sejarah. Kisah sejarah politik yang disusun tidak dieksplorasi lebih lanjut keterkaitannya dengan berbagai hal yang bersifat nonpolitik.
Thucydides memiliki beberapa perbedaan dengan Herodotus Thucydides dimasukkan dalam sejarawan politik, sedangkan Herodotus dikelompokkan dalam sejarawan kebudayaan. Thucydides memiliki pengaruh besar dalam membawa historiografi di bawah dominasi politik (Halaman 50) sampai akhir abad 19. Selain itu, Thucydides tidak pernah menggunakan cerita rakyat seperti Herodotus (The Lier). Dia cenderung menggunakan riset dan memiliki bukti-bukti khusus, seperti militer dan politik. Itulah sebabnya, karyanya tidak pernah melantur dari pokok bahasan sehingga berbeda dengan Herodotus yang selalu memakai “kata orang” atau legenda yang berkembang di masyarakat tanpa melakukan riset. Thucydides ketika memasukan keterangan saksi jika hanya satu orang, harus dinyatakan dengan jelas. Unsur-unsur itu harus dibubuhi keterangan seperti: “Thucydides, mengatakan, “Plutarchus merupakan sumber kita bagi pernyataan bahwa, “menurut Suidas,” “menurut perkataan Erasmus,” “jika Boswell dipercaya maka,” dan sebagainya.
Thucydides mamakai inkripsi dan bukti yang disediakan oleh orakel-orakel untuk melengkapi dan memperkuat catatannya tentang peristiwa. Bukti material juga digunakan untuk menyempurnakan catatannya tentang kejadian masa lampau. Misalnya, ia memakai bukti arkeologis untuk menunjukkan bahwa bangunan tembok kota di Athena pada 478 dibuat secara terburu-buru. Fokus Thucydides pada perang sehingga karena, alasan itu, ia dikenal sebagai sejarawan terkemuka. Metode riset yang digunakan Thucydides menjadi populer di kalangan sejarawan. Thucydides sebenarnya tidak menginginkan para pembaca hanya dapat mengagumi metodologi dan kemampuan literernya, tetapi juga mempersilakan para pembaca untuk memikirkan dan menyadari apa yang terjadi ketika orang tidak lagi memiliki panduan moral dan sosial untuk bertindak.
Untuk orang yang hidup pada masa Yunani klasik membuat karya dengan metode yang sangat serius sangatlah jarang. Kebanyakan karya yang disajikan berhubungan dengan mitos-mitos dan supranatural. Karya yang dihasilkan oleh Thucydides pun tidak main-main, yang sampai sekarang menjadi karya terkenal dan dipakai oleh beberapa cabang ilmu seperti Sejarah dan Hubungan Internasional.
Karya Thucydides yang diangkat sangat penting adalah karya monumentalnya yang berjudul History of The Pelopponesian War (8 jilid). Jilid satu sampai empat membahas mengenai sepuluh tahun Perang Peloponnesia, Perang Achidamia, antara Athena dan Sparta, dan Perjanjian Damai Nicias pada 431 sampai 421 SM. Jilid kelima membahas masalah penyelesaian konflik pada tahun antara 421 SM sampai 413 SM. Jilid enam dan tujuh berisi upaya-upaya Athena untuk menaklukan Sicily pada 415 sampai 413 SM. Jilid delapan mengungkap pendudukan Sparta terhadap benteng Decelea di wilayah Athena.




BAB III
PENUTUP
Simpulan
Aspek Filosofis
Perang Peloppenisia merupakan perang klasik antara Athena dan Sparta. Penyebab utamanya adalah kesempurnaan. Kesempurnaan yang dimiliki kedua daerah menjadi pemicu adanya Perang Peloppenisia. Bahkan kedua daerah ini mempunyai kebiasaan yang berbeda yang satunya adalah Demokratis dan yang satunya adalah Tirani. Perang  ini dimenangi oleh Athena yang menganut kebiasaan Demoratis, tapi tetap yang kuat adalah yang menang. Yang dekat dengan rakyat dan membela rakyat akan menang.
Aspek Teoritis
Pandangan sejarah Thucydides adalah sebuah pengkritisan tentang kejadian masa lalu yang harus disampaikan secara berimbang.
Metode Kesejarahan
Penulisan sejarah jika tanpa metode-metode maka ia hanya berisi sebuah cerita-cerita yang tidak terstruktur, bahkan cenderung menjadi dongeng. Metode yang ditawarkan oleh Thucydides dapat dikatakan sangat teliti. Dari mulai pengumpulan hingga menjadi sebuah karya sejarah.
Saran
Bagi para penulis sejarah atau seorang sejarawan begitu penting untuk mempelajari Historiografi dan metode sejarah. Selain untuk membuat tulisan menjadi terstruktur, tulisan pun menjadi benar-benar bermakna sebagai tulisan sejarah.





DAFTAR PUSTAKA
Gottschalk, Louis, 1986, Mengerti Sejarah,(Cetakan Kelima), Jakarta: UI-Press
G. W. F. Hegel, 2012, Filsafat Sejarah, (Cetakan Ketiga), Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kuntowijoyo, Prof, Dr, 2005, Pengantar Ilmu Sejarah, (Cetakan Kelima), Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka
Wahyu, Iryana, 2014, Historiografi Barat, Bandung: Humaniora

Comments