Review Novel Luka dalam Bara: Luka yang "tidak sakit"


Luka dalam bara, pertama kali melihat judul buku ini kita beranggapan bahwa lukanya itu didalam bara. Pertanyaan terlintas dalam benak, bara itu panas, apakah luka itu seperti dijatuhi sebuah bara yang menyala, atau luka itu dalam artian yang masih menyala-nyala seperti bara.
Saya lebih setuju kalau judul ini sebenarnya berdasar dari nama penulisnya, Bernard Batubara. Diambil dari nama belakang yaitu Batubara. Jadilah judul buku ini yaitu Luka dalam Bara.
Sisi cover buku dipenuhi dengan latar berwarna biru didampingi dengan warna cerah, serta warna netral. Yang kita tahu bahwa biru merupakan warna tenang. Yang membawa pesan jika terluka kita harus tetap tenang. (ini hanya pendapat saya saja :p)
Isi dari novel oleh Bernard Batubara di bagi ke dalam 5 bagian. Bagian-bagian itu seperti Memo-memo-memori, surat-surat untuk J, dialog-dialog yang tidak pernah terjadi, adegan-adegan yang tercipta di udara, dan ingatan-ingatan yang hanya samar. Pembagian ini memudahkan sekali dalam memahami isi cerita.
Dari mulai mengingat-ngingat sebuah kenangan yang pernah terjadi di memo-memo-memori, lalu membuka-buka file surat yang tidak pernah dikirim untuk kekasih (mungkin) pada surat-surat untuk J, kemudian tulisan yang kemungkinan Bernard Batubara tulis lewat khayalannya dengan menuliskan dialog-dialog yang tidak pernah terjadi, bahkan Bernard Batubara menuliskan sebuah perasaan yang hanya akan terjadi di udara jika kita mencintai lewat adegan-adegan yang tercipta di udara, dan sebuah ingatan yang indah-indah ketika kita sedang jatuh cinta dituliskan dalam ingatan-ingatan yang hanya samar.
Dalam-dalam bagian-bagian itu, Bernard Batubara kemungkinan meramu sebuah cerita yang ingin bilang bahwa luka bagi Bernard Batubara ya tidak selamanya sakit atau perih tapi luka itu kalau dinikmati akan menimbulkan keindahan-keindahan ketika luka itu dirangsang untuk menganga kembali.
Seperti pada bagian adegan-adegan yang tercipta di udara di episode Rindu. Bernard menuliskan bahwa lagu bisa mengembalikan memori kita akan seseorang.
Bagiku sendiri, sebuah lagi bisa mengembalikan memori kita akan seseorang. “Siapa yang terlintas di benakmu saat kamu mendengarkan lagu tentang rindu? Tanyaku lagi.
“Bisa siapa saja,” jawabnya. “Kadang kala rindu yang aku rasakan tidak menemukan arah. Rindu yang aku simpan tidak menemukan wadah.”
Membaca ini seperti tidak merasakan luka yang dapat menimbulkan kesedihan. Namun seperti menikmati luka itu sendiri. Bernard berhasil mengungkapkan peraasan di buku ini. Buku yang ditulis dengan cinta. :p
Dalam hal penulisan, ini adalah yang terbaik. Episode-episode yang dirangkum ke dalam beberapa part memudahkan pembaca untuk menikmati isinya.
Jadi, dengan buku setipis ini rasanya kurang, inginnya baca lagi dan lagi.

Oh iya guys, buku ini bisa dibeli di toko buku di kotamu, dan toko buku online favoritmu.


Comments