Politik di Indonesia
masih saja ramai. Ramai dengan bursa capres dan cawapres. Tiga besar partai
pemenang pada pemilu legislatif lalu
sangat gencar mencari calon pendamping untuk presiden yang diusungnya. Ada yang
memilih kawan untuk mendampinginya, ada pula yang adem ayem tentram seperti
harimau tertidur.
Partai-partai ini
terus mencari dukungan. Partai yang
didominasi oleh partai nasionalis dan sekuler ini seperti bergerilya bahkan
mencari dukungan ke ormas Islam. Motivasi yang membumbung dan keyakinan akan
memperoleh suara yang banyak dan menjadi penguasa di negeri ini jika menggaet
ormas-ormas Islam. Sebuah pendekatan yang seolah-olah hanya sebagai intrik,
bagus pada awalnya tapi entah ketika sudah jadi bisa saja dilupakan. Seperti perburuan
di hutan rimba, yang sangat intens dan militan lah yang mungkin akan menang.
Umat Islam yang ada
perwakilannya di partai berideologi Islam pun seolah seperti tanpa taring
ketika ditawari jabatan jika ikut koalisi partai sekuler ini, kecuali ada
beberapa partai Islam yang masih menunggu hasil pemilu legislatif.
Sempat terdengar bahwa
partai berideologi Islam akan membuat poros tengah yang berisi semua partai
Islam. Tapi seolah hilang. Jika mungkin ini benar, pasti pemenang pilpres nanti
bisa dipastikan partai berideologi Islam ini akan memperoleh suara yang sangat
signifikan karena melihat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Mungkin perebutan suara
untuk menang di pilpres nanti akan semakin panas jika ada pesaing berat dari
poros tengah. Tapi udah terlanjur para atasan-atasan sebagian partai Islam
dibutakan kekuasan yang dijanjikan oleh partai nasionalis sekuler, sehingga
harapan itu sepertinya mau pupus. Padahal jika benar-benar partai Islam
memimpin negeri ini. Pasti masyarakat yang sebagian rindu dengan sistem yang
damai akan sangat senang.
Comments
Post a Comment