Dear F,
Setelah melihat teman yang kuliah di salah satu kampus negeri di Jakarta sudah persiapan akan wisuda aku teringat dirimu juga kuliah disana. Aku teringat pembicaraan terakhir kita di Direct Message Instagram kalau kamu bilang akan wisuda pada bulan September. Akhirnya seminggu setelah mengetahui hal tersebut aku merencanakan bahwa aku akan datang ke wisudaanmu dan wisudaan temanku sekaligus. Sambil menyelam minum air terus keselek telor kodok lah ibaratnya. Oh iya maaf aku bercanda bagian itu.
Aku pastikan bahwa aku tidak salah datang ke wisudaanmu hari itu karena aku melihat ayahmu, ibumu, adekmu dan 'temanmu' datang. Tidak ada rasa was-was lagi kalau aku benar datang ke wisudaanmu.
Aku menunggu di depan tempat pintu masuk orang tua jurusan Fakultas Teknik loh. Fakultasmu kan ya(?)
Sambil aku memperhatikan layar televisi yang menyiarkan langsung berjalannya wisuda, berharap aku melihatmu di layar itu, walau tidak melihatmu di layar pada akhirnya.
Tahu gak, satu kesamaan wisuda kamu dengan wisuda ku apa?
Yaitu pada rektornya yang sama-sama lama dalam hal pidato. Ya begitulah, jadinya aku duduk di lantai sambil memperhatikan pidato rektor yang sesekali kamera menyorot ribuan wisudawan yang sampai seribuan itu.
DAN pada akhirnya wisudaan mu yang lama itu selesai ya, setelah melewati pembacaan yang berprestasi, ikrar mahasiswa, paduan suara yang menyumbangkan suara merdunya, dan pemindahan tali toga
Aku pun mulai cemas lagi apakah akan bertemu kamu, aku memperhatikan setiap orang yang keluar dari pintu itu. Jam-jam aku lewati, makin cemas aku menunggu kamu. Dan saat masuk ke dalam pun selepas para wisudaan yang terakhir, dan ya akhirnya kamu keluar juga. Aku belum berani langsung muncul di depan mu, aku bersembunyi dulu di tembok pintu. Saat kamu lewat, aku mengikutimu dari belakang. Saat di depan gedung, dan kamu mencari temanmu, aku memanggilmu.
"Hei, selamat ya atas wisudanya F."
Kamu dengan muka kagetmu dan dengan ciri khasmu yang langsung bisa mengendalikan dirimu menjawabku juga.
"Hei kak, kamu ngapain, kok bisa datang."
Aku menjelaskan ini dengan terus menahan perasaan-perasaanku yang ingin ku keluarkan, yang pada akhirnya tidak keluar juga. Aku gugup, gugup sekali, rencana yang sudah aku rancang untuk mengeluarkan isi perasaan ku terhadapmu tidak keluar sama sekali. Aku hanya memperhatikanmu. Kamu yang makin dewasa, setelah setahun tidak bertemu. Dari sana juga aku tahu kegiatanmu kalau kamu sedang part time.
Pertemuan kita, kita akhiri dengan selfie ya, selfie pertama selama kita kenal. Dan aku yang harus balik lagi ke Bandung, harus balik lebih dulu.
Semoga kamu sehat-sehat saja ya, setelah lulus ini, dan cita-cita mu tercapai
Best part of me
MfR
Setelah melihat teman yang kuliah di salah satu kampus negeri di Jakarta sudah persiapan akan wisuda aku teringat dirimu juga kuliah disana. Aku teringat pembicaraan terakhir kita di Direct Message Instagram kalau kamu bilang akan wisuda pada bulan September. Akhirnya seminggu setelah mengetahui hal tersebut aku merencanakan bahwa aku akan datang ke wisudaanmu dan wisudaan temanku sekaligus. Sambil menyelam minum air terus keselek telor kodok lah ibaratnya. Oh iya maaf aku bercanda bagian itu.
Aku pastikan bahwa aku tidak salah datang ke wisudaanmu hari itu karena aku melihat ayahmu, ibumu, adekmu dan 'temanmu' datang. Tidak ada rasa was-was lagi kalau aku benar datang ke wisudaanmu.
Aku menunggu di depan tempat pintu masuk orang tua jurusan Fakultas Teknik loh. Fakultasmu kan ya(?)
Sambil aku memperhatikan layar televisi yang menyiarkan langsung berjalannya wisuda, berharap aku melihatmu di layar itu, walau tidak melihatmu di layar pada akhirnya.
Tahu gak, satu kesamaan wisuda kamu dengan wisuda ku apa?
Yaitu pada rektornya yang sama-sama lama dalam hal pidato. Ya begitulah, jadinya aku duduk di lantai sambil memperhatikan pidato rektor yang sesekali kamera menyorot ribuan wisudawan yang sampai seribuan itu.
DAN pada akhirnya wisudaan mu yang lama itu selesai ya, setelah melewati pembacaan yang berprestasi, ikrar mahasiswa, paduan suara yang menyumbangkan suara merdunya, dan pemindahan tali toga
Aku pun mulai cemas lagi apakah akan bertemu kamu, aku memperhatikan setiap orang yang keluar dari pintu itu. Jam-jam aku lewati, makin cemas aku menunggu kamu. Dan saat masuk ke dalam pun selepas para wisudaan yang terakhir, dan ya akhirnya kamu keluar juga. Aku belum berani langsung muncul di depan mu, aku bersembunyi dulu di tembok pintu. Saat kamu lewat, aku mengikutimu dari belakang. Saat di depan gedung, dan kamu mencari temanmu, aku memanggilmu.
"Hei, selamat ya atas wisudanya F."
Kamu dengan muka kagetmu dan dengan ciri khasmu yang langsung bisa mengendalikan dirimu menjawabku juga.
"Hei kak, kamu ngapain, kok bisa datang."
Aku menjelaskan ini dengan terus menahan perasaan-perasaanku yang ingin ku keluarkan, yang pada akhirnya tidak keluar juga. Aku gugup, gugup sekali, rencana yang sudah aku rancang untuk mengeluarkan isi perasaan ku terhadapmu tidak keluar sama sekali. Aku hanya memperhatikanmu. Kamu yang makin dewasa, setelah setahun tidak bertemu. Dari sana juga aku tahu kegiatanmu kalau kamu sedang part time.
Pertemuan kita, kita akhiri dengan selfie ya, selfie pertama selama kita kenal. Dan aku yang harus balik lagi ke Bandung, harus balik lebih dulu.
Semoga kamu sehat-sehat saja ya, setelah lulus ini, dan cita-cita mu tercapai
Best part of me
MfR
--------------------------------------------------------------------------------------
Follow me
Instagram instagram.com/minfadlyrobby
twitter twitter.com/adlynalin
Comments
Post a Comment