Celana cingkrang oh celana cingkrang, sebagian orang memandang
celana ini sebagai celana kebanjiran karena digulung terlalu tinggi atau celana
dari orang-orang yang dituduh teroris atau dari eksrimis karena mereka-mereka
memakai celananya di atas mata kaki atau cingkrang. Di samping itu celana
cingkrang ini dalam dunia fesyen merupakan model celana yang tidak akan digerus
zaman. Selain itu celana cingkrang.
Model celana ini sudah dikenal sejak 1850-an loh. Pada saat itu
celana ini terinspirasi dari celana yang dipakai pria yang tumbuh tinggi
sehingga celananya terlihat terlalu pendek bagi mereka.
Jauh sebelum itu celana cingkrang dalam Islam sudah dikenakan oleh
Rasulullah serta menjadi kebiasaan Rasulullah memakai celana di atas mata kaki.
Ini dijelaskan Rasulullah dalam hadisnya.
Saya pernah mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang
berkata, “Ketika saya sedang berjalan di kota Al Madinah, tiba-tiba seorang
laki-laki dibelakangku berkata, ‘Angkat kainmu, karena itu akan lebih bersih.’
Ternyata orang yang berbicara itu adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Aku berkata, “Sesungguhnya yang kukenakan ini tak lebih hanyalah burdah
yang bergaris-garis hitam dan putih”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apakah engkau tidak menjadikan aku sebagai teladan?” Aku
melihat kain sarung beliau, ternyata ujung bawahnya di pertengahan kedua
betisnya.”(Mukhtashor Syama’il Muhammadiyyah, 69).
Dari sini kita
bisa meraba-raba kalau Rasulullah memperingatkan batas celana dengan tanah.untuk
menghindari kotoran yang ada di tanah. Yang mana kadang di tanah ada saja
kotoran, jadi diantisipasi dengan ukuran bawah celana di atas mata kaki untuk
menghindari kotornya bagian bawah celana sehingga akan menyempurnakan ibadah
kita karena kita sudah bersih dari najis yang menempel.
Memakai
celana cingkrang tidak hanya menghindari terkenanya najis, tapi akan memudahkan
bagi kita saat ingin mengambil wudhu kita tidak usah ribet akan menggulung
celana, karena celana ini sudah memudahkan akses kita untuk membasuh mata kaki.
Comments
Post a Comment