"Kalau membenci jangan terlalu dalam, nanti suatu saat nanti bisa jadi cinta."
Itu adalah kalimat yang diucapkan sama guru Saya dulu waktu masih SD. Kalimat yang artinya jika kita membenci sesuatu ataupun seseorang pasti kembalinya ke diri kita, dan pada akhirnya benci itu hangus ketika kita tahu bahwa yang dibenci tidak sepenuhnya buruk lalu kita pun akan mencintai orang atau sesuatu yang kita benci.
Kalimat sederhana tersebut nyatanya buat saya benar-benar kejadian. Saya akan menelaah apa yang pernah saya alami di masa-masa lalu saya. Mungkin akan terdengar seperti curhat. :p
Oke terlalu jauh untuk menelaah masa lalu. Karena setelah dipikir benar-benar tidak ingat sama sekali.
Mungkin akan saya ingat kejadian waktu SMA. SMA saya di Madrasah Negeri yang berada di Bekasi Utara (bisa cari tahu sendri) hehe. Nah pada saat itu saya benar-benar tidak suka dengan apa yang namanya dideketin(?) Tidak tahu kenapa, semasa sekolah benar-benar tidak mau dideketin siapapun, walaupun pada masa ini mempunyai 1 mantan. :p. Namun, tetap saja. Dan masuk kelas 8. Ada yang mendekati saya dari kelas 7. Hingga pada akhirnya saya nyaman dengan dia karena seringnya kita chatan.
Lalu pada masa kuliah benar-benar terasa bagaimana benci itu benar-benar kembali ke diri kita sendiri. Saya ada ketidak sukaan dengan salah dua dosen di Kampus. Ketidak sukaan ini bukan tidak berdasar. Dasar saya membenci ini karena dosen tersebut tidak begitu profesional, mengajarnya kuno dan monoton. Lalu dimana letaknya, ya letaknya ada pad asaat mendapat pembimbing akademik dan juga Pembimbing Skripsi.
Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi saya adalah dosen yang masuk deretan dosen yang saya tidak sukai. Entah itu adalah kebetulan atau memang benar apa yang dikatakan orang bijak dan guru saya waktu SD. Semua benci akan kembali ke pembenci itu sendiri.
Dan ngomong-ngomong pembimbing di Kampus, mungkin karena pembimbing yang membuauat saya agak males untuk revisi karena dua dosen ini terkenal agak rewel. haha.
Nah begitulah rasa benci. Benci menjadi cinta bisa jadi wajar, dan benci menjadi sebuah kemalasan pun menjadi wajar. Benci pun dapat membuat kepura-puraan cinta.
Ya sekian. Jika artikel ini bermanfaat silahkan untuk dishare.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
For more contact;
Twitter : https://www.twitter.com/adlynalin
Instagram : https://www.instagram.com/minfadlyrobby atau https://www.instagram.com/adlynalin
Itu adalah kalimat yang diucapkan sama guru Saya dulu waktu masih SD. Kalimat yang artinya jika kita membenci sesuatu ataupun seseorang pasti kembalinya ke diri kita, dan pada akhirnya benci itu hangus ketika kita tahu bahwa yang dibenci tidak sepenuhnya buruk lalu kita pun akan mencintai orang atau sesuatu yang kita benci.
Kalimat sederhana tersebut nyatanya buat saya benar-benar kejadian. Saya akan menelaah apa yang pernah saya alami di masa-masa lalu saya. Mungkin akan terdengar seperti curhat. :p
Oke terlalu jauh untuk menelaah masa lalu. Karena setelah dipikir benar-benar tidak ingat sama sekali.
Mungkin akan saya ingat kejadian waktu SMA. SMA saya di Madrasah Negeri yang berada di Bekasi Utara (bisa cari tahu sendri) hehe. Nah pada saat itu saya benar-benar tidak suka dengan apa yang namanya dideketin(?) Tidak tahu kenapa, semasa sekolah benar-benar tidak mau dideketin siapapun, walaupun pada masa ini mempunyai 1 mantan. :p. Namun, tetap saja. Dan masuk kelas 8. Ada yang mendekati saya dari kelas 7. Hingga pada akhirnya saya nyaman dengan dia karena seringnya kita chatan.
Lalu pada masa kuliah benar-benar terasa bagaimana benci itu benar-benar kembali ke diri kita sendiri. Saya ada ketidak sukaan dengan salah dua dosen di Kampus. Ketidak sukaan ini bukan tidak berdasar. Dasar saya membenci ini karena dosen tersebut tidak begitu profesional, mengajarnya kuno dan monoton. Lalu dimana letaknya, ya letaknya ada pad asaat mendapat pembimbing akademik dan juga Pembimbing Skripsi.
Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi saya adalah dosen yang masuk deretan dosen yang saya tidak sukai. Entah itu adalah kebetulan atau memang benar apa yang dikatakan orang bijak dan guru saya waktu SD. Semua benci akan kembali ke pembenci itu sendiri.
Dan ngomong-ngomong pembimbing di Kampus, mungkin karena pembimbing yang membuauat saya agak males untuk revisi karena dua dosen ini terkenal agak rewel. haha.
Nah begitulah rasa benci. Benci menjadi cinta bisa jadi wajar, dan benci menjadi sebuah kemalasan pun menjadi wajar. Benci pun dapat membuat kepura-puraan cinta.
Ya sekian. Jika artikel ini bermanfaat silahkan untuk dishare.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
For more contact;
Twitter : https://www.twitter.com/adlynalin
Instagram : https://www.instagram.com/minfadlyrobby atau https://www.instagram.com/adlynalin
Comments
Post a Comment