Naskah Drama : The Different


Di suatu, ada seorang yang sangat pendiam, yang bernama Andrea. Di SMA ini maman selalu di bully temannya.
Ketika memasuki lorong sekolah pada jam istirahat sekolah.
Hendra                        : (menyelengkat Andrea) hahahaha
Andrea                        : (kartika terjatuh) Ouh.
Kartika                        : (menarik jilbab) ups Andrea, sorry. (sambil berjalan pergi).
Andrea                        : (menatap kartika dan Hendra)
Andrea pun bangkit dan pergi ke toilet untuk merapikan jilbab.
Andrea        : (menatap cermin sambil merapikan jilbabnya) kenapa sih aku    selalu di giniin?
Andrea berjalan ke kelasnya, menuju ke kursinya,  dan dia menundukkan kepalanya di meja. Merenung sambil membaca buku. Tak disadarinya kalau temannya Hira melihatnya ketika dia berjalan menuju kelas tadi. Hira menatapnya nanar.
Hira                 : “hei Andrea, you look so sad, are you okay?”
Andrea                        : “yeah, I’m okay, kamu tidak usah khawatir.”
Hira              : “Andrea, kita tuh udah temenan lama, dan aku tahu kamu lagi menyembunyikan sesuatu kan?” (sambil mengusap pipi andrea, dan menatap Andrea)
Andrea              : (diam, dan menatap Hira)
Sampai 5 menit mereka diam, hingga bel masuk jam pelajaran terakhir pun berbunyi. Diam mereka sampai jam terakhir.

(di sekolah)




Sepulang sekolah Andrea keluar dari kelasnya kelihatan terburu-buru dan….
Andrea                        : (terjatuh) “auuwww.”
Hendra                        : “ups sorry ya, eh jilbab baru ya, tapi ko bau.”
Dari arah belakang, kartika membawa air untuk menyiram andrea.
Kartika-Hendra           : (tertawa bersama).
Hendra                                    : “nah, kaya gini kan bersih, iya gak Tik.”
Kartika                        : “hahahaha, iya bener Hend, kenapa elu Andrea, mau nangis, mau           ngomong apa hah silent girl.”
Hendra                        : “hahahaha, udahlah Tik, di apain juga gak akan ngeluarin suara tuh orang, mending kita pulang.”
Kartika                        : “wah bener juga tuh Hend.” (sambil merangkul)
Mulut Andrea seakan kaku, dia mau melawan, tetapi dia tidak bisa. Andrea pun bangkit, tetapi dia membiarkan bajunya yang berantakan, tetapi jilbabnya dia rapikan dahulu, karena bagimanapun jilbab harus tetap rapi.




 Di suatu, ada seorang yang sangat pendiam, yang bernama Andrea. Di SMA ini maman selalu di bully temannya.
Ketika memasuki lorong sekolah pada jam istirahat sekolah.
Hendra                        : (menyelengkat Andrea) hahahaha
Andrea                        : (kartika terjatuh) Ouh.
Kartika                        : (menarik jilbab) ups Andrea, sorry. (sambil berjalan pergi).
Andrea                        : (menatap kartika dan Hendra)
Andrea pun bangkit dan pergi ke toilet untuk merapikan jilbab.
Andrea        : (menatap cermin sambil merapikan jilbabnya) kenapa sih aku    selalu di giniin?
Andrea berjalan ke kelasnya, menuju ke kursinya,  dan dia menundukkan kepalanya di meja. Merenung sambil membaca buku. Tak disadarinya kalau temannya Hira melihatnya ketika dia berjalan menuju kelas tadi. Hira menatapnya nanar.
Hira                 : “hei Andrea, you look so sad, are you okay?”
Andrea                        : “yeah, I’m okay, kamu tidak usah khawatir.”
Hira              : “Andrea, kita tuh udah temenan lama, dan aku tahu kamu lagi menyembunyikan sesuatu kan?” (sambil mengusap pipi andrea, dan menatap Andrea)
Andrea              : (diam, dan menatap Hira)
Sampai 5 menit mereka diam, hingga bel masuk jam pelajaran terakhir pun berbunyi. Diam mereka sampai jam terakhir.

(di sekolah)




Sepulang sekolah Andrea keluar dari kelasnya kelihatan terburu-buru dan….
Andrea                        : (terjatuh) “auuwww.”
Hendra                        : “ups sorry ya, eh jilbab baru ya, tapi ko bau.”
Dari arah belakang, kartika membawa air untuk menyiram andrea.
Kartika-Hendra           : (tertawa bersama).
Hendra                                    : “nah, kaya gini kan bersih, iya gak Tik.”
Kartika                        : “hahahaha, iya bener Hend, kenapa elu Andrea, mau nangis, mau           ngomong apa hah silent girl.”
Hendra                        : “hahahaha, udahlah Tik, di apain juga gak akan ngeluarin suara tuh orang, mending kita pulang.”
Kartika                        : “wah bener juga tuh Hend.” (sambil merangkul)
Mulut Andrea seakan kaku, dia mau melawan, tetapi dia tidak bisa. Andrea pun bangkit, tetapi dia membiarkan bajunya yang berantakan, tetapi jilbabnya dia rapikan dahulu, karena bagimanapun jilbab harus tetap rapi.













Dia pulang dengan baju agak sedikit basah, tetapi Andrea pulang tidak langsung ke rumah, dia pergi ke suatu tempat, tempat yang tenang, tempat yang memberikan semua kenangan.
Andrea                        : (memandang sekitar).
                           “uh tenangnya……….”
                            “bapak tempat ini menenangkan jiwaku pak, andai bapak masih ada.”
Di tempat itu.(masa lalu)
Bapak              : “nah tenang kan.”
Andrea                        : “iya pak, tenang banget.” (menyunggingkan senyum)
Bapak              : “nah gitu, ini baru anak bapak, yang cantik dan cerdas.”
Andrea                        : “waduh, bapak jangan berlebihan ah sama Andrea.”
Bapak              : “kamu tadi sepulang sekolah kenapa cemberut aja?”
Andrea                        : “gak ada apa-apa ko pak.”
Bapak              : “wah anak bapak sudah berani bohong rupanya








Dia pulang dengan baju agak sedikit basah, tetapi Andrea pulang tidak langsung ke rumah, dia pergi ke suatu tempat, tempat yang tenang, tempat yang memberikan semua kenangan.
Andrea                        : (memandang sekitar).
                           “uh tenangnya……….”
                            “bapak tempat ini menenangkan jiwaku pak, andai bapak masih ada.”
Di tempat itu.(masa lalu)
Bapak              : “nah tenang kan.”
Andrea                        : “iya pak, tenang banget.” (menyunggingkan senyum)
Bapak              : “nah gitu, ini baru anak bapak, yang cantik dan cerdas.”
Andrea                        : “waduh, bapak jangan berlebihan ah sama Andrea.”
Bapak              : “kamu tadi sepulang sekolah kenapa cemberut aja?”
Andrea                        : “gak ada apa-apa ko pak.”
Bapak              : “wah anak bapak sudah berani bohong rupanya

Comments